LAPORAN
LENGKAP PRAKTIKUM
FISIOLOGI
TUMBUHAN
Disusun
Oleh :
Rohmatul
Khawasitin ACD 115 016
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PALANGKARAYA
2018
I.
Topik : Penyerapan Air Oleh Biji Yang Berkecambah
II.
Tujuan : Mengetahui kecepatan imbibisi biji yang direndam air
III.
Dasar Teori
Imbibisi adalah penyerapan air
(absorbsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak padat (semi solid)
karena benda-benda tersebut mempunyai suatu zat penyusun dari bahan yang berupa
koloid. Ada banyak hal yang merupakan proses penyerapan air yang terjadi pada
makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari dalam tanah oleh akar tanaman.
Namun, penyerapan yang dimaksudkan disini yaitu penyerapan air oleh biji
kering. Biji adalah ovule yang dewasa.Terbentuk satu atau lebih di dalam satu
ovari pada legume,tapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovari
pada monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri paling kurang dua bagian,yaitu:
embrio dan kulit biji (Seed coat atau testa). Kulit biji terbentuk dari
integumen (satu atau lebih) dari ovule. Pada legume umumnya terdapat dua lapis
kulit biji. Lapisan sebelah dalam tipis dan lunak, sedangkan lapisan sebelah
luar tebal dan keras fungsinya sebagai lapisan proteksi terhadap suhu, penyakit
dan sentuhan mekanis.
Setiap biji yang sangat muda dan
sedang tumbuh, selalu terdri atas tiga bagian yaitu embrio, kulit biji (seed
coat), dan endosperm. Endosperm yaitu suatu jaringan penyimpanan makanan
cadangan (storage tissue) yang mana diserap oleh embryo sebelum atau selama
perkecambahan biji dan selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda. Pada
legumes (kacang-kacangan), biji mempunyai 2 kotiledon tanpa endosperm. Kulit
biji pada legume pada umumnya mudah dilepaskan dari biji setelah perendaman
dengan air panas sehingga terlihat seluruh biji atau embryo (Gardiner, 1991).
Faktor yang mempengaruhi kecepatan
penyerapan air oleh biji adalah:
- Permeabilitas kulit atau membran biji
- Konsentrasi air, karena air masuk secara difusi (dari konsentrasi rendah ke tinggi), maka konsentrasi larutan di luar biji tidak lebih pekat dari dalam biji.
- Suhu air, Suhu air tinggi, energi meningkat, difusi air meningkat sehingga kecepatan penyerapan tinggi
- Tekanan hidrostatik, ketika volume air dalam membrane biji telah sampai pada batas tertentu, akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong ke luar biji, sehingga kecepatan penyerapan air menurun.
- Luas permukaan biji yang kontak dengan air, Berbanding lurus dengan kecepatan penyerapan air
- Daya intermolekuler, makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji
- Spesies dan varietas, Berhubungan dengan faktor genetik yang menentukan susunan kulit biji
- Tingkat kemasakan, biji makin masak, kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan air meningkat
- Komposisi kimia biji
- Umur, Berhubungan dengan lama penyimpanan makin lama disimpan, makin sulit menyerap air.
IV. Alat dan Bahan
Tabel alat
|
No
|
Nama alat
|
Jumlah
|
|
1
|
Neraca
analitik
|
1 buah
|
|
2
|
Piring
|
1 buah
|
|
3
|
Beaker
glass
|
5 buah
|
|
4
|
ATK
|
1 set
|
|
5
|
Handphone
|
1 buah
|
|
6
|
Allumunium
foil
|
Secukupnya
|
|
7
|
Pinset
|
1 buah
|
|
|
|
|
Tabel bahan
|
No
|
Nama bahan
|
Jumlah
|
|
1
|
Kacang
kedelai
|
25 biji
|
|
2
|
Kacang
hijau
|
25 biji
|
|
3
|
Air
|
30 ml
|
|
4
|
Tisu
|
Secukupnya
|
|
|
|
|
V. Prosedur Kerja
- Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan dibutuhkan pada praktikum
- Memberikan label pada 5 beakaer glass dengan tanda A-E
- Memilih 25 biji kacang kedelai dan 25 biji kacang hijau yang tidak rusak
- Memasukkan 5 biji kacang kedelai dan 5 biji kacang hijau kedalam beaker glass yang berlabel A, begitupun seterusnya untuk beaker glass yang berlabel B-E
- Menimbang 5 biji kacang kedelai dan 5 biji kacang hijau kedalam beaker glass yang berlabel A, begitupun seterusnya untuk beaker glass yang berlabel B-E dan mencatat berat dari kacang-kacang tersebut
- Setelah menimbang dan memasukan kembali kacang-kacang tersebut ke masing-masing beaker glass, masukkan air sebanyak 30 ml untuk perendaman. (waktu awal perendaman yang kami gunakan mulai dari 07.40 WIB)
- Setelah direndam, menunggu selama 1 jam
- Setelah 1 jam (08.40 WIB) dilakukan penimbangan terhadap 5 biji kacang kedelai dan 5 biji kacang hijau kedalam beaker glass yang berlabel A, begitupun seterusnya untuk beaker glass yang berlabel B-E dan mencatat berat dari kacang-kacang tersebut
- Kemudian menunggu 3 jam untuk perendaman kembali
- Setelah 3 jam ( 10.40 WIB) dilakukan penimbangan terhadap 5 biji kacang kedelai dan 5 biji kacang hijau kedalam beaker glass yang berlabel A, begitupun seterusnya untuk beaker glass yang berlabel B-E dan mencatat berat dari kacang-kacang tersebut
- Kemudian menunggu 6 jam untuk perendaman kembali
- Setelah 6 jam ( 01.40 WIB) dilakukan penimbangan terhadap 5 biji kacang kedelai dan 5 biji kacang hijau kedalam beaker glass yang berlabel A, begitupun seterusnya untuk beaker glass yang berlabel B-E dan mencatat berat dari kacang-kacang tersebut
- Kemudian menunggu 9 jam untuk perendaman kembali
- Setelah 9 jam ( 16.40 WIB) dilakukan penimbangan terhadap 5 biji kacang kedelai dan 5 biji kacang hijau kedalam beaker glass yang berlabel A, begitupun seterusnya untuk beaker glass yang berlabel B-E dan mencatat berat dari kacang-kacang tersebut
- Kemudian menunggu 12 jam untuk perendaman kembali
- Setelah 12 jam ( 19.40 WIB) dilakukan penimbangan terhadap 5 biji kacang kedelai dan 5 biji kacang hijau kedalam beaker glass yang berlabel A, begitupun seterusnya untuk beaker glass yang berlabel B-E dan mencatat berat dari kacang-kacang tersebut
- Kemudian menunggu 24 jam untuk perendaman kembali
- Setelah 24 jam ( 07.40 WIB) dilakukan penimbangan terhadap 5 biji kacang kedelai dan 5 biji kacang hijau kedalam beaker glass yang berlabel A, begitupun seterusnya untuk beaker glass yang berlabel B-E dan mencatat berat dari kacang-kacang tersebut
- Membuat grafik pada laporan sementara
- Membersihkan alat dan bahan yang sudah digunakan pada praktikum
VI.
Hasil Pengamatan
|
Gambar
Hasil Pengamatan
|
Keterangan
|
![]() |
Belum mengalami imbibisi
|
![]() |
Belum mengalami imbibisi
|
Tabel hasil pengamatan
|
Gelas
|
Perlakuan (jam ke..) berat (gr)
|
|
||||||
|
|
0
|
1
|
3
|
6
|
9
|
12
|
24
|
|
|
A
|
K.K
K.H
|
0,90
0,30
|
1,68
0,48
|
2,22
0,73
|
2,02
0,58
|
2,03
0,68
|
2,16
0,82
|
2,21
0,96
|
|
B
|
K.K
K.H
|
0,90
0,30
|
1,60
0,48
|
2,19
0,73
|
2,09
0,60
|
2,14
0,68
|
2,29
0,79
|
2,32
0,92
|
|
C
|
K.K
K.H
|
0,90
0,30
|
1,50
0,46
|
2,07
0,73
|
1,91
0,59
|
1,93
0,64
|
2,10
0,79
|
2,10
0,91
|
|
D
|
K.K
K.H
|
0,80
0,20
|
1,38
0,45
|
1,97
0,72
|
1,85
0,60
|
1,86
0,63
|
2,00
0,81
|
2,06
0,91
|
|
E
|
K.K
K.H
|
0,80
0,30
|
1,52
0,51
|
2,01
0,78
|
1,83
0,64
|
1,80
0,71
|
1,97
0,87
|
1,96
1,00
|
VII. Pembahasan
Beradasarkan hasil pengamatan yang
telah kami lakukakan yaitu dengan tujuan
mengetahui kecepatan imbibisi biji yang direndam air, didapatkan data
yang menunjukkan bahwa kacang kedelai dan kacang hijau telah mengalami imbibisi atau penyerapan air oleh
biji. Hal ini diketahui
berdasarkan berat biji yang semakin bertambah setelah dilakukan perendaman
selama beberapa jam.
Air yang diserap oleh biji didalam
beaker glass, adapun proses masuknya air kedalam biji
terdapat berbagai cara antara lain masuk secara imbibisi (perembesan) dengan
menggunakan bagian kulit biji, dan secara difusi dengan menggunakan organ
raphe, mikrofil, dan hilum. Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air
oleh biji adalah konsentrasi air, karena air masuk secara difusi (dari
konsentrasi rendah ke tinggi), maka konsentrasi larutan di luar biji tidak
lebih pekat dari dalam biji, Suhu air, suhu air tinggi, energi meningkat,
difusi air meningkat sehingga kecepatan penyerapan tinggi dan tekanan
hidrostatik, ketika volume air dalam membrane biji telah sampai pada batas
tertentu, akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong ke luar biji, sehingga
kecepatan penyerapan air menurun.
Pada pengamatan kami biji yang lebih cepat menyerap air adalah kacang
kedelai, karena dilihat dari tekstur bijinya yang tidak terlalu keras daripada
kacang hijau, dan biji kacang kedelai tidak dilapisi oleh kulit. Dan pada
kedelai terkandung senyawa higroskopik yang
kemudian dapat menarik air dengan cepat
agar terserap ke dalam sel dan terjadilah proses imbibisi.
VIII. Diskusi
Soal
1.
Dengan cara apa air diserap
oleh biji ? Dan jelaskan bagaimana mekanisme penyerapan tersebut !
2.
Diantara kedua biji yang
saudara amati manakah yang paling banyak menyerap air dan jelaskan apa
alasannya !
Jawaban
1.
Dengan cara imbibisi, Adapun
proses masuknya air kedalam biji terdapat berbagai cara antara lain : masuk
secara imbibisi (perembesan) dengan menggunakan bagian kulit biji, dan secara
difusi dengan menggunakan organ raphe, mikrofil, dan hilum.
2.
Menurut saya yang lebih
cepat menyerap air adalah kacang kedelai, karena dilihat dari tekstur bijinya
yang tidak terlalu keras daripada kacang hijau, dan biji kacang kedelai tidak
dilapisi oleh kulit. Dan pada kedelai terkandung senyawa
higroskopik yang kemudian dapat menarik air
dengan cepat agar terserap ke dalam sel dan terjadilah proses imbibisi.
IX.
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu dengan tujuan mengetahui kecepatan imbibisi biji yang direndam air, pada saat
melakukan percobaan didapatkan data yang menunjukkan bahwa kacang kedelai dan
kacang hijau telah mengalami imbibisi
atau penyerapan air oleh biji. Hal
ini diketahui berdasarkan berat biji yang semakin bertambah setelah
dilakukan perendaman selama beberapa jam.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu setelah melakukan
perendaman, biji dikeringkan dengan kertas saring sebaik mungkin agar sisa-sisa
air yang masih menempel pada biji tidak mempengaruhi berat biji pada saat
penimbangan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
X.
Daftar
Pustaka
Gardiner, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia UI Press.
Salisbury, dkk.
2000. Fisiologi Tumbuhan. Bandung:
ITB
Sasmitamihardja,
D. 1996. Laporan Fisiologi Tumbuhan.
Bandung: ITB
Anonim.
2009. Laporan Praktikum Imbibisi.
Dari https://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/2009/12/08/laporan-praktikum-imbibisi/.
Diambil pada tanggal 11 april 2018.
Anonim. 2015. Laporan
Praktikum Fisiologi Tumbuhan Imbibisi . dari https://sifaazmi-susilowati.blogspot.co.id/2015/02/imbibisi-laporan-praktikum-fisiologi.html. Diambil pada
tanggal 11 april 2018

